Sunday, February 19, 2012

Menutup aurat bukan sekadar bertudung


Fenomena baharu sejak kebelakangan ini apabila ramai dari kalangan artis, selebriti mula memakai tudung selepas ‘puas’ berada dalam bentuk free hair. Gambar free hair mereka sebenarnya sudah terlalu banyak terpapar di internet.

Alhamdulillah, iman yang masih ada dalam diri masih menjerit-jerit secara halus meminta supaya mereka kembali kepada fitrah. Di antara fitrah itu ialah menutup aurat mereka terutama dari kalangan wanita. Ia bukan kongkongan tetapi bermaksud membimbing masyarakat menjadi baik.

Bagi mereka yang belum insaf, maka ambillah peluang lebih awal sebelum gambar-gambar free hair dan ‘berpakaian tapi bertelanjang’ mereka terpampang dengan banyaknya dalam internet.

Bagi mereka yang mula sedar dan insaf, kita ucapkan tahniah dan terus istiqamah dengan bertudung. Cuma satu perkara yang mesti difahami oleh semua ialah apabila seorang wanita Islam mula bertudung, maka ia sebenarnya baharu kembali kepada fitrah dan bukanlah bermakna ia sudah menjadi ‘malaikat’.

Menutup aurat sebenarnya mesti melihat pelbagai aspek-cara bertudung, jenis pakaian, cara berinteraksi, perangai lama yang masih ada, termasuk konsep tabarruj yang masih jauh dilaksanakan oleh ramai wanita Islam. Sekali lagi ingin saya tegaskan, semua hukum ini tidak bermaksud mengongkong wanita Islam tetapi ia adalah sebagai tanda iman, tanda tunduk kepada perintah Allah, tanda menundukkan nafsu di bawah kehendak Allah dan tanda wanita itu menjaga maruah dan harga dirinya.

Justeru, Kempen Setahun Menjaga Aurat Sepanjang Hayat yang dilancarkan oleh Teras Pengupayaan Melayu (Teras), Persatuan Persaudaraan Muslimah Negeri Kedah (Salimah) dan Badan Gabungan NGO Islam Kedah (Wehdah) yang bermula sehari dua ini sangat-sangat dialukan. Kempen bertemakan “Menjaga Aurat, Hidup Berkat, Masyarakat Selamat” mesti disokong sepenuhnya oleh pelbagai agensi kerajaan dan swasta serta masyarakat seluruhnya.

Harakahdaily melaporkan Kempen Jaga Aurat Sepanjang Hayat akan menyebarkan maklumat dan kesedaran ke seluruh masyarakat Islam agar menghayati hikmah dan manfaat menjaga aurat dalam membina watak masyarakat Islam yang bermaruah, berakhlak dan berprinsip.

Kempen merangkumi pelbagai aktiviti seperti menyebar risalah dan poster, forum, ceramah penerangan, dialog, khutbah, penerangan di institusi pendidikan dan demonstrasi tatacara berpakaian dalam Islam, melibatkan seluruh institusi masjid sebanyak lebih 500 buah di negeri Kedah, memorandum khas mengenai kempen yang akan diserahkan kepada kerajaan negeri Kedah, jabatan dan agensi swasta untuk mendapatkan perakuan persetujuan dan sokongan terhadap etika menjaga aurat sebagai kod berpakaian pekerja.



Semua aktiviti dan kempen ini sangat baik dan kena pada tempatnya. Masyarakat bukan sahaja perlukan kepimpinan politik yang baik, bahkan suasana masyarakat yang hampir dan dekat dengan keredhaan Allah.

Sebelum kempen inipun, para wanita Islam sepatutnya mengingati hadis Nabi SAW, “Dua golongan dari kalangan ahli neraka, aku tidak akan memandang mereka di hari akhirat, iaitu lelaki yang bersama mereka cemeti sambil memukul-mukul manusia dan wanita yang berpakaian tetapi bertelanjang, berjalan sambil menggoyangkan kepala dan badan, di atas kepala mereka seumpama bonggol unta”.

SUMBER ; http://bm.harakahdaily.net/index.php/berita-utama/8203-menutup-aurat-bukan-sekadar-bertudung

Friday, February 03, 2012

Selamat menyambut Maulidur Rasul 1433H

Mengapa Rasulullah dirindukan dan dicintai?

Rasulullah itu adalah orang yang sangat dicintai oleh para sahabatnya, umumnya para sahabat mencintai Rasulullah Saw, walau ada sebagian sahabat yang diam-diam membenci Rasulullah. Tetapi mayoritas sahabat itu sangat mencintai Rasulullah Saw.

Pernah suatu malam Rasulullah mendengar suara beberapa orang di luar kamarnya, Rasulullah menegur: “Kenapa kalian berkumpul di sini?” lalu mereka menjawab: “Ya Rasulullah, kami tidak bisa tidur khawatir ketika kami tidur nanti, orang-orang kafir datang dan membunuhmu.” Mereka sukarela menjadi satpam Rasulullah Saw, datang sendiri, tidak dibayar. Tetapi Rasulullah Saw mengatakan, “Tidak, Allah melindungi aku, pulanglah kamu ke tempat kamu masing-masing.”

Ada seorang pedagang minyak wangi, di Madinah. Setiap kali pergi ke pasar, dia singgah dulu ke rumah Rasulullah Saw, dia tunggu sampai Rasulullah keluar. Setelah Rasulullah keluar, dia hanya mengucapkan salam lalu memandang Rasulullah saja, setelah puas dia pergi. Suatu saat setelah dia ketemu Rasululllah dia pergi, lalu tak lama kemudian balik lagi dari pasar dan dia datang kepada Rasulullah Saw dan meminta izin, “Saya ingin melihat engkau ya Rasulullah, karena saya takut tidak bisa melihat engkau setelah ini.” Dan Rasulullah mengizinkannya.

Kemudian, setelah kejadian itu Rasulullah tidak pernah melihat lagi tukang minyak wangi itu. Disuruhnya sahabatnya pergi melihat, ternyata ia sudah meninggal dunia tidak lama setelah dia pergi dari pasan dan memandang wajah Rasulullah Saw itu. Lalu kata Rasulullah Saw: “Kecintaannya kepadaku akan menyelamatkan dia di hari akhirat.”

Ada lagi seorang sahabat Rasulullah bernama Abu Ayyub Al-Anshari. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau beristirahat dahulu di pinggiran kota menginap di rumah Abu Ayyub Al-Anshari. Rumahnya itu dua tingkat, Abu Ayyub dan istrinya di tingkat atas dan Rasulullah Saw di bawah. Pada malam hari Abu Ayub dan istrinya tidak bisa tidur karena mereka takut menggerakkan tubuhnya, semua terbujur seperti sebongkah kayu menahan dirinya untuk tidak bergerak. Mereka takut kalau bergerak, nanti debu-debu dari atas itu berjatuhan kepada Rasulullah. Setelah Rasulullah mengetahui hal itu, beliau sangat terharu lalu kepada Abu Ayub diajarkan sebuah doa sebagai penghargaan beliau atas cinta yang tulus dari Abu Ayub.

Dalam perang Uhud, ketika kaki Rasulullah terluka, ada seorang sahabat melihatnya lalu mengejar Rasulullah. Dia pegang kaki itu lalu dia bersihkan luka itu dengan jilatannya. Rasulullah kaget lalu berkata, “Lepaskan! Lepaskan!” Sahabat itu berkata: “Tidak Ya Rasulullah, aku tidak akan melepaskannya sampai luka ini kering!”

Ada lagi seorang sahabat, yang setelah Rasulullah meninggal dunia, membanggakan mulutnya yang tidak ada gigi lagi. Saat perang Uhud itu juga, Rasulullah cedera karena rantai pelindung kepalanya menusuk pipinya. Lalu seorang sahabat menarik rantai itu dengan giginya, tapi sebelum rantai itu keluar, seluruh giginya rontok. Dia bangga bahwa giginya itu berjatuhan karena membela Rasulullah yang dicintainya. Sehingga menjadi satu kebahagiaan tersendiri. Ini, sekali lagi masalah cinta, dan cinta itu selalu tidak wajar.

Ada satu contoh lagi kecintaan orang kepada Rasulullah Saw. Menjelang suatu peperangan, Rasulullah sedang membariskan pasukannya karena Rasulullah selalu merapikan barisan pasukannya. Ternyata ada seorang sahabat, mungkin karena perutnya terlalu besar, selalu perutnya itu berada di luar barisan. Kemudian Rasulullah lewat dan memukul perutnya itu agar dirapikan dengan barisan. Lalu sahabat itu memandang Rasulullah dan berkata: “Engkau diutus untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, kenapa kau sakiti perutku?” Lalu Rasulullah turun dari kudanya, dan menyerahkan alat pemukul itu, lalu berseru: “Pukullah aku! Sebagai qishas atas kesalahanku.” Kemudian orang itu berkata: “Tapi engkau pukul langsung kepada kulit perutku.” Lalu Rasulullah segera membuka pakaiannya, tiba-tiba sahabat itu memeluk Rasulullah dan mencium perutnya. Rasulullah kaget dan berkata: “Ada apa denganmu?” Sahabat itu menjawab: “Ya Rasulullah, genderang perang sudah ditabuh, mungkin ini adalah saat terakhir perjumpaanku denganmu. Saya ingin sebelum meninggal dunia, sempat mencium perutmu yang mulia.”

Dan sahabat itu kemudian gugur di medan perang setelah mencium perut Rasulullah Saw. Rupanya ini hanya strategi dia agar bisa mencium perut Rasulullah Saw.

Kelak, setelah Rasulullah meninggal dunia, kecintaan para sahabat itu diungkapkan dengan kerinduan yang luar biasa kepada Rasulullah Saw.

Bilal yang selalu adzan semasa hidup Rasulullah tidak mau beradzan lagi setelah wafat Rasulullah karena Bilal tidak sanggup mengucapkan “Asyhadu anna Muhammad Rasululah” karena ada kata-kata Muhammad di situ. Tapi karena desakan Sayyidah Fatimah yang saat itu rindu mendengar suara adzan Bilal, dan mengingatkan beliau akan ayahnya. Bilal akhirnya dengan berat hati mau beradzan. Saat itu waktu Subuh, dan ketika Bilal sampai pada kalimat Asyhadu anna Muhammad Rasulullah, Bilal tidak sanggup meneruskannya, dia berhenti dan menangis terisak-isak. Dia turun dari mimbar dan minta izin pada Sayyidah Fatimah untuk tidak lagi membaca adzan karena tidak sanggup menyelesaikannya hingga akhir. Ketika Bilal berhenti saat adzan itu, seluruh Madinah berguncang karena tangisan kerinduan akan Rasulullah Saw.

Mengapa Rasulullah dirindukan atau dicintai? Itu bukan hanya karena Allah SWT membuka hati mereka untuk rindu, tetapi karena akhlak Rasulullah yang menarik kecintaan mereka. Dan akhlak itu adalah Sunnah. Sekiranya kita mencontoh akhlak beliau ini, pasti kitapun akan dicintai oleh banyak manusia. Tentu tidak oleh semua manusia, karena Rasulullah juga tidak dicintai oleh sem ua manusia, tidak dicintai oleh semua sahabat dan tidak dicintai oleh semua makhluk. Tapi sekiranya kita mempraktekkan akhlak Rasulullah itu dalam pergaulannya dengan orang banyak, pasti kitapun akan menjadi manusia, yang dicintai oleh kebanyakan umat manusia.

Oleh: Jalaluddin Rakhmat